Prabowo Subianto secara resmi telah mendeklarasikan diri sebagai calon presiden dalam ajang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 mendatang. Ia akan didampingi oleh Gibran Rakabuming Raka, sebagai calon wakil presiden.
Ketua Umum Partai Gerindra ini dikenal sebagai salah satu tokoh politik yang memiliki rekam jejak panjang. Ia pernah maju sebagai calon presiden atau capres dan calon wakil presiden sebanyak empat kali.
Terakhir, ia menduduki posisi kabinet pemerintahan Presiden Joko Widodo sebagai Menteri Pertahanan periode 2019 hingga 2024. Hingga akhir periode jabatannya, ia menorehkan banyak hal untuk Kementerian Pertahanan. Apa sajakah itu? Simak ulasannya berikut.
Sekolahkan Para Taruna
Prabowo membuat gebrakan dengan menyekolahkan para taruna muda TNI tiga matra ke Amerika Serikat (AS). Ia ingin agar mereka memiliki standar kualitas setara dengan pendidikan kelas dunia.
Kembangkan Industri Pertahanan Berbasis Teknologi
Di awal menduduki kursi sebagai menteri pertahanan, Prabowo membawa titah khusus yang diberikan Jokowi, yakni mengembangkan industri pertahanan berbasis teknologi, termasuk modernisasi alat utama sistem persenjataan (alutsista).
Terlebih, alokasi anggaran yang dimiliki Prabowo cukup besar. Kementerian Pertahanan menerima ‘jatah’ Rp 127,35 triliun.
Pada tahun fiskal 2021, Prabowo mendapatkan amanah membelanjakan alokasi anggaran senilai Rp 129,3 triliun demi mendukung pencapaian target prioritas pembangunan nasional dalam bidang pertahanan.
Promosi Alutsista
Prabowo juga gencar memasarkan produk persenjataan indonesia ke berbagai negara, dari Asia, hingga Afrika.
Prabowo pernah menerima kunjungan Menhan Ghana, Dominic BA Nitiwul. Kunjungan tersebut adalah untuk mempererat hubungan bilateral kedua negara, terlebih dalam upaya penjajakan kerja sama di bidang pertahanan.
Membeli Pesawat AS US$ 2 Miliar
Departemen Luar Negeri Amerika Serikat menyetujui penjualan sejumlah alat utama sistem persenjataan (alutsista) kepada Indonesia lewat kementerian pertahanan di bawah Menhan Prabowo. Nilainya pun cukup besar, yakni US$ 2 miliar atau setara Rp 28 triliun.
Alutsista itu antara lain delapan pesawat angkut militer militer jenis MV-22 Block C Osprey dan peralatan pendukung. Pesawat MV-22 Block C Osprey, unit perpaduan antara helikopter dan pesawat terbang baling-baling.
Menekan Impor Alutsista
Prabowo berupaya agar menekan angka impor alutsista dan memilih untuk membeli dari produsen dalam negeri. Prabowo bertemu dengan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir, membahas upaya mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap impor alutsista.
Membantu Ketahanan Pangan Indonesia
Tidak hanya mengurusi seputar alutsista, Prabowo juga mendapatkan tugas dari Presiden Jokowi untuk membantu ketahanan pangan di Indonesia. Yakni dengan membangun lumbung pangan di Kalimantan Tengah untuk memastikan kebutuhan pangan masyarakat tercukupi.
Sumbang Gaji
Setelah dilantik menjadi Menteri Pertahanan, Prabowo menuai perhatian besar dari publik. Sebab, Prabowo disebutkan menerima gaji sebagai menteri, namun digunakan untuk kepentingan amal dengan disumbangkan ke beberapa yayasan.